Minggu, 02 Oktober 2016


Collide, kau bilang kau suka lagu laut, iya lagu laut katamu. Suaranya seperti kau berada di dalam laut. Seperti Tycho, kau begitu menyukainya. Hei apa-apaan ini nona, kau begitu romantis dengan lagu yang tidak begitu romantis, mereka tidak mendayu-dayu kau tau, lagu-lagu ini bagai gerakan gelombang di lautan di malam yang biru, begitu dingin namun menyejukkan, membawamu ke kedalaman yang sejuk di tepian jiwamu. Oh! ada lagi, ritme yang membuat kepalamu terlempar dari satu sisi ke sisi yang lain, mengada dan setengah mengada, menghilang dan setengah menghilang. Ah hai nyonya, jangan lagi kamu meracau tentang sensasi-sensasimu itu, sudah kubilang biarkanlah ia apa adanya, memang begitu, tanya saja semua orang.

Collide, masih ingatkah kau ketika kau menyusuri kota Jakarta dengan lagu-lagu lautmu itu, andai orang dapat melihat betapa uniknya komposisi antara gambar film yang diputar didalam kepalamu, dengan lagu yang kau dengar di telingamu, jiwa yang kau punya, hati yang kaurasa, apa yang matamu tangkap, serta realita yang sesungguh-sesungguhnya. AHA! paket buatan itu lagi ya? kau berbicara tentang paket buatan itu lagi kan? Paket dari hasil jahit sana-sini.

Ngomong-ngomong apakah kau sudah membaca tulisan-tulisan seorang Raja di Facebook? Ya aku sering melihatnya, kau tau ia sering berbicara sesuatu tentang kebenaran dan aku berusaha mengikutinya, tapi aku agak kesulitan, sampai dititik aku merasa "ah ya sudahlah mau apa".




Bahkan anti-spam pun bertanya. I am NOT a robot. Makasih...